Tentang Coldplay dan Lagu-lagu Favorit
Setelah Hammersonic sukses mendatangkan band sekelas Slipknot, ada banyak rumor band yang beredar di kalangan pecinta musik. Yang paling santer saat itu adalah Bring Me the Horizon, 30 Seconds to Mars, dan Blink-182. Kemudian tersiar kabar akan datangnya Coldplay. Eh ternyata benar.
Mendengar kabar datangnya Coldplay tentu aku ikut senang. Sejak mendengar Yellow dua dekade silam, aku mengikuti band ini. Meski belakangan aku kurang suka dengan lagu-lagunya.
Sejak munculnya info penjualan tiket dan cara membelinya, aku jadi kecewa. Wah kenapa presale-nya harus bank BCA ya. Ini konser Coldplay atau Gebyar BCA ya? Selain itu harga tiketnya juga lumayan fantastis. Busyet mahal banget.
Entah sejak kapan harga tiket konser begitu mahal. Dulu ketika masih rajin nonton konser, harga tiket kisaran Rp300-500 ribu. Konser Linkin Park seingatku dulu paling murah Rp500 ribu.
Tiket Everblast dengan headliner Hoobastank dan Simple Plan seingatku hampir satu juta perharinya. Untuk Hammersonic memang lumayan mahal, yakni Rp2, 6 juta. Tapi sekelas Slipknot gitu lho. Kata orang-orang fanatik metal, nonton konser Slipknot itu ibarat to do list di daftar paling puncak.
Aku dulu sedikit beruntung urusan tiket konser. Dua kali dapat tiket murah nonton The Cranberries dan Mr Big. Dapat tiket gratis nonton Linkin Park di kelas VIP juga dapat gratisan nonton beberapa pertunjukan lainnya dengan barter artikel. Saat Hammersonic, aku dapat tiket presale dengan harga kisaran Rp750 ribu sebelum pajak.
Tapi sepertinya untuk konser Coldplay rasanya sulit untuk berpijak ke faktor keberuntungan. Mau buka tabungan BCA juga malas. Ya, kalau masih ada tiket di hari ketiga, bolehlah beli. Tapi kalau kehabisan, ya sudahlah. Kalau memang rejeki ya, ada saja jalannya.
Kembali ke Coldplay, band asal Inggris ini dibentuk tahun 1997. Mereka mulai dikenal mendunia pada tahun 2000 dengan album berjudul Parachutes. Lagu andalan mereka saat itu adalah Yellow yang romantis.
Ada 10 lagu dalam album tersebut. Selain Yellow yang memiliki musik yang indah dan lirik yang mudah diingat, lagu yang asyik dalam album ini adalah Sparks yang sendu. Lagu ini enak menikmati malam yang hujan dan dingin.
Lagu Trouble juga asyik dinikmati. Liriknya terasa muram dan musiknya seperti awalan untuk tembang In My Place. Lagu Parachutes memiliki intro dan iringan gitar yang minimalis. Sementara tembang High Speed bakal membantumu untuk melamun.
Album kedua mereka adalah A Rush of Blood to the Head yang dirilis tahun 2002. Album ini ada 11 album. Di album ini yang beken adalah In My Place, The Scientist, dan Clocks. Lagu yang tak kalah asyik adalah God Put a Smile upon Your Face. Lagu ini masuk favoritku bareng The Scientist. Berkat album ini mereka mendapat tiga Grammy Awards.
Omong-omong tentang tembang The Scientist, lagu ini yang paling sering kudengar dari band satu ini. Liriknya indah dan musiknya membuatmu bersabar hingga mencapai klimaks. Dulu ada salah satu radio di Surabaya yang melakukan mix lagu ini dengan lagu metal, hasilnya ajib. Cuma aku lupa judul lagu yang dikombinasikan dengan The Scientist.
Album kedua ini memang paling banyak lagu yang asyik. Tembang Warning Sign dan A Rush of Blood to the Head juga enak di kuping
Masuk ke album ketiga, X&Y yang dirilis tahun 2005 ada tembang Fix You yang beken hingga saat ini. Total ada 13 lagu dalam album tersebut
Selain tembang tersebut, ada tembang Speed of Sound yang membuatmu berangan-angan pergi ke negeri yang jauh. Lagu ini cocok untuk menemani perjalanan.
Tiga tahun kemudian dirilis Viva La Vida or Death and All His Friends. Ada 10 lagu di dalamnya. Seingatku sejak album ini Chris Martin makin kokoh menunjukkan band mereka eksis dan sukses. Mereka juga makin eksplorasi dalam musik.
Lagu pembuka album ini, Life in Technicolor, menjadi awalan yang indah dengan dominan instrumental. Nomor Viva La Vida adalah nomor yang paling hits dalam album ini.
Selanjutnya Coldplay mulai makin berani berekplorasi dengan musik mereka. Album Mylo, Xyloto buktinya. Album ini terasa berbeda dengan album mereka sebelumnya. Lebih ceria dan eksplorasi.
Sepertinya mereka mulai berani bermain-main dengan ambience. Sehingga aku menyebut Coldplay sebagai band ambience pop rock. Musik mereka mengajak penonton seperti melamun atau pergi melalang buana ke negeri jauh hingga ke antariksa. Musik mereka juga ibarat dream pop, membuat melamun dan berkhayal.
Lagu yang asyik dalam album kelima ini adalah Paradise yang indah, Hurts Like Heaven, U.F.O., dan Every Teardrop is a Waterfall yang ceria. Khusus untuk tembang U.F.O. aku jadi teringat dengan Blink-182. Tom Delonge si maniak alien dulu ingin membuat lagu dengan ambience terinspirasi dari Coldplay, tapi dua temannya menolak. Lalu Tom membuat band Angels and Airwaves yang memiliki gaya bermusik ambience pop rock namun dengan ciri khas tersendiri, ala space pop rock.
Mulai album keenam, Ghost Stories yang dirilis tahun 2014, aku tidak begitu mengikuti perkembangan Coldplay. Tapi mereka memang sudah makin mengarah ke band ambience dan atmospheric, demikian aku menyebutnya . Lagu pembuka Always in My Head membuat pikiranmu asyik berkelana.
Ada sembilan lagu di dalam album ini. Dentuman musiknya kental dan seperti menjadi benang merah lagu satu dan lainnya. Tembang True Love, Midnight, dan A Sky Full of Stars menjadi lagu yang asyik dinikmati di album ini.
Meski Coldplay tahun-tahun 2014-2015 bukan band yang paling menarik perhatianku, tapi lagu-lagunya masih lumayan sering kudengar. Dalam album A Head Full of Dreams (2015) ada 11 lagu dengan musik ala disco sweet pop dengan unsur ambience yang juga masih kental
Yang paling asyik dalam album ini memang adalah Hymn for the Weekend yang membuatmu seperti berada di suatu tempat yang menyenangkan. Kemudian ada Adventure of a Lifetime yang membuatmu ingin bertualang ke negeri eksotik. Juga ada Up&Up yang rancak.
Setelah vakum cukup lama, Coldplay kembali dengan album kedelapan, Everyday Life (2019) dengan sentuhan orkestra dan piano, juga jazz, blues, dan gospel di beberapa lagu. Lagu ini ibarat eksperimental dengan menambahkan beberapa genre.
Total ada 16 lagu. Lumayan banyak. Lagu Sunrise yang menjadi pembuka terasa sendu dan melankolis. Lagu yang asyik ada Trouble in Town, Daddy, juga lagu dengan judul Bani Adam yang ditulis dalam aksara Arab. Lagu ini unik diawali dengan piano kemudian ditambahkan unsur drum.
Album yang dirilis tahun 2021 dan menjadi tema tur dunia adalah Music of the Spheres. Ambience seperti berada di luar angkasa terasa kental dengan sentuhan synth pop. Ada 12 lagu di dalamnya, diawali dengan nomor instrumental Music of the Spheres. Mendengar lagu Humankind aku jadi ingat lagu Dream Theater dan Van Halen. Infinity Sign enak didengar untuk membangkitkan semangat dan juga lagu sepakbola
Aku menikmati nomor instrumentalia dalam album yang dirilis tahun 2021. Ada Alien Choir juga Music of the Spheres I dan II. Lagu Coloratura juga asyik bikin berfantasi.
Lagu asyik dari Coldplay lainnya adalah Something Just Like This bersama The Chainsmokers dengan lirik yang mudah dicerna dan musik yang easy listening.
Saat ini mereka telah merilis total sembilan album. Mereka berkembang dari band pop rock menjadi band yang eksploratif dengan membubuhkan ambience dan atmospheric, sehingga pendengar tak hanya terhibur dengan musiknya.
Berikut urutan lagu favorit dari Coldplay:
1. The Scientist
2. Yellow
3. Hymn for the Weekend
4. Bani Adam
5. Coloratura
6. Musik of the Sphere 1 &2
7. God Put a Smile upon Your Face
8. Paradise
9. Viva La Vida
10. Speed of Sound
11 Trouble
12. Adventure of a Lifetime
13. A Sky Full of a Stars
14. Something Just Like This
15. Trouble in Town
16. Sparks
17. Life in Technicolor
18. Fix You
Gambar dari Spotify, Soundcloud, dan YouTube/Coldplay