Ketika Clara Pergi dan Pia Saronde
Ketika Clara pergi
Aku kehilangan mood menulis
Tulisanku kembali dangkal lagi
Dan seperti sekadar asal tulis
Aku kembali larut dengan makanan
Badanku pun kembali membengkak
Aku ingin mencoba banyak hal
Makan ini dan itu, juga memasak
Makanan bisa mengusir duka
Apalagi makanan yang banyak mengandung gula
Memang tak sehat
Dan setelah menyantapnya aku merasa bersalah
Pia Saronde kemudian menjadi makanan berikutnya
Dari Gorontalo, asalnya
Kawan lama membawakannya
Isiannya kacang hijau pandan
Bentuknya seperti pia kering pada umumnya
Hanya ukurannya agak besar
Bahannya dari terigu, margarin, minyak nabati, susu, telur, dan gula
Kulitnya rapuh sehingga ketika dimakan jadi berantakan
Pia Saronde sepertinya diangkat dari nama tarian
tari tradisional dari Gorontalo yang indah
Isian pia ini aneka rupa
Dari durian, cokelat kacang, keju, krim susu, hingga kacang hijau pandan
Isiannya lumayan banyak
Aroma isiannya wangi sedap
Kacang hijau yang halus berpadu dengan aroma pandan
Hanya sayang kulitnya kering, tebal, dan mudah berantakan
Kusantap satu buah pia
Aku jadi teringat masa silam
Ketika aku masih jadi pegawai humas
dulu aku ceria dan banyak kawan
mungkinkah aku bisa kembali seperti sediakala